Jumat, 16 September 2011

RENUNGAN (24 september 2011)

Family-Man

Bacaan hari ini: 1 Timotius 3:4
“Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.” (1 Timotius 3:4)

“Family-Man” adalah seorang (suami/ayah) yang kebahagiaannya “digali” dari keluarga. Sukacitanya memuncak ketika ia berada di tengah-tengah keluarga. Seorang Ayah, ketika hendak pulang kerja, tentu senang jika bertemu isteri dan anak-anak. Karena itu, ia ingin cepat-cepat sampai di rumah; “Home Sweet Home.”

Namun ada kalanya hal semacam ini tidak terjadi. Ketika waktu pulang kerja tiba, kita justru berseru, “Aduh, celaka!” Tampaknya, kita tidak ingin cepat-cepat pulang, atau justru kita senang berlama-lama di tempat kerja. Kita sibuk dengan diri sendiri atau pekerjaan kita. Bahkan, kita mencari-cari aktivitas yang tidak perlu, seperti makan dulu di kantor, atau ke café, atau menyibukkan diri di gereja. Itulah sebabnya, kita kehilangan “relationship” dengan anggota keluarga kita.

Hari ini, apakah kita menjadi seorang Ayah semacam ini? Apakah kita adalah seorang pribadi yang gila kerja? Jika hal ini terjadi pada kita, maka sangat sulit bagi kita untuk dapat membangun kedekatan dengan keluarga. Untuk membangun kedekatan tersebut, kita harus memiliki wadah; atau ciptakanlah waktu spesial bagi keluarga! Keluarga sangat membutuhkan kebersamaan. Cobalah mengerti, luangkan satu waktu bersama isteri dan anak. Jika selesai kerja dan hendak ke café, sekali-kali kita dapat mengajak isteri dan anak-anak. Have fun bersama-sama.

Coba kita pikirkan, apa yang kira-kira akan mereka katakan ketika ajal kita datang. Apakah mereka akan berkata, “Ayah adalah seorang pekerja keras, dia selalu pulang malam, bahkan hari liburpun bekerja, tapi maafkan kami, kami tidak mengenal siapa engkau, Ayah!” Atau begini, “Ayah adalah seorang yang penuh kasih. Di tengah kesibukan, ia selalu memberikan diri ketika kami membutuhkannya. Dia seorang yang tegas, tahu bagaimana bersenang-senang bersama kami. Engkau akan selalu ada di dalam hati kami. Terima kasih Ayah, engkau telah mengajarkan kehidupan.” Manakah pilihan Anda? Mulai tentukan dari sekarang, apalagi jika hari ini hubungan suami-isteri agak renggang, usahakanlah lebih mendekat!

STUDI PRIBADI: Bagaimana sebaiknya hubungan seorang Ayah dengan anggota keluarga lainnya? Bagaimana cara Anda mengusahakan hubungan yang baik di antara mereka?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi pasangan suami-istri agar hidup takut Tuhan dan doakanlah para Ayah agar dapat memiliki relasi yang baik dengan isteri dan anak-anak mereka sehingga tercipta hubungan keluarga yang mesra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar