Senin, 13 Agustus 2012

Menghargai dan Mengefektifkan Anugerah Allah (Minggu, 05 Agustus 2012)

Bacaan hari ini: 1 Korintus 15:10 “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras...” (1 Korintus 15:10) Suatu kali, seorang peminta-minta mendapatkan belas kasihan dari seorang jutawan yang memberinya uang 10 juta. Dalam hidupnya, ia tidak pernah menerima uang sebanyak itu. Maka, ia pun bergumul, untuk menyimpannya di bank dan tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa; atau ia tidak lagi menjadi peminta-minta, dan memulai hidup yang baru sebagai wiraswastawan. Pergumulannya tidak mudah, karena ia tidak memiliki pengalaman dan telah bertahun-tahun ia menjadi peminta-minta. Akhirnya, satu keputusan diambil, bahwa ia tidak akan menyia-nyiakan kemurahan jutawan tersebut, dan ia tidak ingin menjalani kehidupan lamanya lagi sebagai peminta-minta. Alhasil, kehidupannya pun berubah dan ia menjadi seorang pengusaha. Kisah ini mengingatkan kita terhadap apa yang Allah sudah kerjakan dalam hidup kita. Ia sudah memberi kepada kita anugerah keselamatan dan menjadikan kita anak-anak-Nya. Namun, berapa banyak di antara kita yang berusaha menghargai anugerah itu dengan hidup berkenan dan melayani Dia. Jika dahulu kita hidup untuk kepentingan diri sendiri, adakah hari ini kita hidup untuk kepentingan Kerajaan Allah? Peminta-minta yang menjadi pengusaha tersebut, pada akhirnya menjadi rekan kerja jutawan yang murah hati. Ia senang, dan hidupnya semakin efektif dalam pekerjaannya yang baru. Bagaimana dengan kita? Paulus telah merasakan anugerah Allah, ia tidak lagi menyia-nyiakan anugerah itu. Jika dahulu ia melayani ke-ego-annya, sekarang ia melayani Allah. Anugerah yang Tuhan berikan kepadanya menjadi efektif dalam hidupnya. Ia semakin bekerja keras dalam pelayanan dan menjadi “rekan sekerja Allah” dalam ladang-Nya (1Kor. 3:9). Jika hari ini kita menyadari anugerah Allah, masihkah kita mau hidup dalam kehidupan lama kita? Hidup untuk diri sendiri dan tidak pernah beranjak dari sana? Janganlah demikian! Mulailah dengan gaya hidup yang baru, yaitu hidup bagi Tuhan dan bekerja keras bagi kemuliaan-Nya; sebab segala jerih payah kita tidak sia-sia! (1Kor. 15:58), dan kita disebut: “hamba yang baik dan setia!” STUDI PRIBADI: Apa yang membuat Paulus mengalami perubahan hidup? Bagaimana caranya Paulus menghargai anugerah Allah dalam hidupnya? DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi jemaat agar mereka mulai memikirkan keterlibatan mereka dalam perluasan kerajaan Allah di muka bumi ini, dan semakin efektif dalam hidup mereka bagi Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar