Senin, 13 Agustus 2012

Kapan Lagi Mengasihi Orang Tua? (kamis, 02 Agustus 2012)

Bacaan hari ini: Pengkhotbah 3:1, Kolose 3:20 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya.” (Pengkhotbah 3:1) Kompetitif usaha, kerja, prestasi, dan karir dapat membuat kita lupa untuk memperhatikan orang tua. Tenaga, pikiran dan waktu kita curahkan untuk mencapai cita-cita kita. Gaya hidup semacam ini (individualistis) telah mengancam keharmonisan dan perhatian antar anggota keluarga. Perubahan kultur kehidupan yang mementingkan diri sendiri telah menggeser tradisi kehidupan yang harmonis, yang dibangun generasi sebelumnya. Alhasil, kehidupan keluarga masa kini mulai memasuki keadaan yang genting, jika belum dikatakan hancur. Bayangkan saja, seorang anak yang mengejar karir, tapi tidak pernah peduli dengan keadaan orang tuanya. Kejayaannya bukan menjadi bagian yang dapat mempererat hubungan orang tua-anak, tetapi justru merenggangkannya. Pengkhotbah mengingatkan kita, bahwa “untuk segala sesuatu di bawah kolong langit ini ada waktunya” (Pkh. 3:1). Ini berarti, kehidupan orang tua kita ada waktunya; termasuk kesempatan berkarir kita, juga ada waktunya. Apapun ada waktunya. Lalu apa yang harus kita pilih? Sebagai orang muda, kita lebih tertarik memakai waktu kita untuk mencapai impian kita daripada meluangkannya bersama dengan orang tua kita, seperti bercakap-cakap ringan atau mengenang masa kecil kita, dsbnya. Kita memilih untuk sibuk dengan dunia kita sendiri, sehingga lambat laun, keluarga menjadi tempat “terasing” bagi kita; kita tidak lagi memiliki hasrat yang kuat untuk bisa bersama dengan mereka. Salahkah kita, jika kita menghabiskan waktu untuk berkarir? Memakai waktu untuk berkarir tidaklah salah, tetapi jangan lupa bahwa ada “nilai-nilai kekal” yang harus kita perhatikan. Manakah yang memiliki nilai kekal, apakah itu “mengasihi orang tua,” atau “meniti karir”? Peluang untuk berkarir bisa saja kita dapatkan kembali, tapi kesempatan mengasihi orang tua tidak akan terulang lagi, ketika waktu mereka telah meninggalkan dunia ini. Jadi, selagi ada kesempatan, sesibuk apapun, perhatikanlah mereka; karena itu adalah perintah Tuhan (Kol. 3:20). STUDI PRIBADI: Jika kesempatan mengasihi orang tua bernilai kekal, apa yang harus kita lakukan? Mengapa mengasihi orang tua merupakan suatu keharusan? DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi anak-anak muda yang seringkali melupakan orang tua mereka, bahkan mengabaikan mereka, agar mereka menyadari perintah Tuhan dan kembali mengasihi orang tua mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar